Jumat, 12 Juli 2013

PKSAJ 2013, PEMBERIAN GAMES KEPADA ANAK JALANAN

Pertemuan pendampingan PKSAJ pada tanggal 20 Juni 2013 yang diikuti sekitar 200 anak. Pada pertemuan kali ini para motivator memberikan games kepada anak-anak.
Games yang diberikan para motivator Yayasan Peduli Negeri kepada anak-anak  bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan untuk meningkatkan saraf motorik anak. Berbagai macam games di berikan di sesuaikan dengan kelompok umur anak-anak. 
Sementara IIN mengabsen anak-anak Azru, Oshin dan Motivator yang lain sedang memberikan games
Foto bersama Motivator Yayasan Peduli Negeri dengan anak-anak jalanan.

PKSAJ 2013, PEMBERIAN MAKANAN NUTRISI GIZI SEIMBANG KEPADA ANAK JALANAN

Pemberian makanan nutrisi gizi seimbang kepada anak jalanan merupakan salah satu item dalam kegiatan pembinaan yang  bertujuan untuk pemenuhan nutrisi serta membiasakan para orang tua dalam memberikan anak-anaknya makanan yang bernutrisi. makanan yang di berikan berupa roti yang di olesi mentega blueband dan coklat. Kegiatan tersebut dilakukan pada sore hari setelah sholat ashar di jalan adyaksa dekat kanal yang di ikuti sebanyak 200 anak jalanan dari lorong 3, 5, dan 7.

Walaupun kondisi pada saat itu hujan, namun kegiatan pemberian makanan tambahan tetap berlangsung optimal karena antusias dari para anak jalanan dan tim motivator dari Yayasan Peduli Negeri yang memiliki semangat besar dalam menjalankan tanggungjawabnya pada program sosial ini.


Jaya dan Yuni sedang mengatur anak jalanan untuk di berikan makanan bernutrisi
Oshin mengabsen anak jalanan dan iin memberikan makanan bernutrisi

Senin, 03 Juni 2013

Berbagi Bersama

Aktivitas para pembina program PKSAJ kota makassar dalam melakukan kegiatan dilapangan. Mereka para pembina tidak segan segan dalam melakukan kegiatan, dalam hal ini dimanapun kegiatan itu dilaksanakan. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah dengan melakukan kegiatan pembinaan didekat kanal yang berada disebuah kelurahan dikota makassar. Mereka berbagi kepada para adik - adik yang kurang mendapatkan pelajaran dibangku sekolah.




Rabu, 17 April 2013

PERTEMUAN DAN PEMBINAAN PERDANA PKSAJ 2013




Pertemuan perdana Pendampingan PKSAJ pada tangga 04 April 2013, setelah tim pendamping mengikuti pelatihan dan pendidikan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Balai Besar Diklat kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia kembali dilaksanakan. Sebulan sebelumnya tim pendamping dari Yayasan Peduli Negeri melakukan investigasi kepada sasaran penerima manfaat yang berada di wilayah adiyaksa. Pembukaan buku rekening pada bank Tabungan Negara sejumlah 50 anak telah rampung dibukakan dan diberi santunan sejumlah Rp 1.500.000 per anak. Pada pertemuan kali ini yang dilakukan di jalan Adiyaksa lorong 7 depan rumah Pak RT, ada banyak anank yang ikut terlibat. Bukan hanya penerima manfaat yang hadir pada pertemuan tersebut tetapi sejumlah anak baru yang juga turut mendaftarkan dirinya sehingga bisa juga berharap mendapatkan bantuan yang sama sesuai yang didapatkan oleh penerima manfaat 50 anak sebelumnya. Kehadiran anak-anak baru ini membuat panitia kewalahan dalam proses pembelajaran yang tersistematis. Kebanyakan anak belum terambil data by name, by address dan bay picture sehingga tim pendamping melakukan pengambilan data secara rinci lagi bagi anak yang baru sekaligus memberikan pengarahan mendasar bagi anak anak yang telah berkumpul. Pertemuan pada malam itu pula dihadiri beberapa orang tua yang ingin menyaksikan kegiatan berlajar anak-anak, dengan penerangan yang minim dan kelengkapan seadanya tim pendamping berhasil memikat hati anak-anak dengan mengajarkan untuk dihapal janji anak sehat sebagai komitmen dalam setiap pertemuan. Semangat anak-anak kembali riuh ketika tim pendamping melakukan permainan yang menarik yang melombakan antar individu mereka sekaligus bercerita dongen kepada mereka. Di akhir pertemuan mereka kembali dibagi kelompok dalam jumlah besar yang memisahkan mereka antar lorong yang kemudian mereka diarahkan untuk mendengarakan arahan terakhir sebelum kemabli ke rumah. Tepat pukul 10.00 WITA mereka dipulangkan kerumah masing-masing dan menunggu pertemuan selanjutnya di pekan yang akan datang.

Minggu, 17 Maret 2013

Pengambilan Dana PKSA



           
          Dana PKSA merupakan dana yang diterima oleh para ibu - ibu yang mendapatkan bantuan PKSA ini, dimana dana ini dimaksudkan untuk memenui kebutuhan anak. Adapun dana yang diberikana nantinya dipergunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lain yang berguna bagi si anak dan dana ini tidak dapat dipergunakan dengan seenaknya oleh para orang tua, karena setiap pengambilan dana harus diketahui oleh lembaga/yayasan pelaksana kegiatan ini yaitu Yayasan Peduli Negeri.

Minggu, 24 Februari 2013

PENDAMPINGAN PKSA



            Pendataan yang telah dilakukan sebelumnya oleh tim pendamping PKSA di wilayah Adiyaksa rampung mendata penerima manfaat untuk tahun 2013. Sebanyak 50 anak dari keluarga tidak mampu dengan aktivitas keseharian adalah pengemis telah terdata dengan rapi, mereka telah dibukakan buku tabungan rekening di Bank Tabungan Negara (BTN). Para orang tua yang tergabung dalam penerima manfaat pada tahun ini termasuk sebagian dari ibu dana anak dari tahun sebelumnya.tetapi ada banyak pula orang tua dan anak yang akan bergabung dalam menerima manfaat ini, mereka berbondong bondong mendatangi tim pendamping untuk bisa mendapatkan bantuan yang sama. Peluang yang dianggap menguntungkan ini telah memberi magnet bagi ibu dan anak yang beum pernah bergabung dengan pendampingan ini. Seakan hal yang dijadikan usaha mati-matian untuk bisa mendapatkan bantuan, tetapi tim pendamping PKSA tetap mengumpulkan data mereka dan menyeleksi secara ketat untuk pendampingan tahun ini. Ada banyak cara para ibu dan anak yang baru ini untuk bisa mempengaruhi tim pendamping agar bisa mendapat bantuan, ada yang memelas dengan kondisi keluarga yang disampaikan secara renta, adapula dengan cara ngotot dan emosi menyampaiakan niat dan maksud untuk bisa mendapat dukungan lolos seleksi.
            Pertemuan dan penyampaian pada pekan ini di jalan Adiyaksa Baru LR 7 di depan Rumah Pak RT selanjutnya akan memberikan pengarahan dalam pemilihan penerima manfaat. Penyampaian dan pengarahan oleh tim pendamping pada pertemuan kali ini adalah mekanisme pendampingan untuk anak penerima manfaat, mekanisme pengusualan penarikan dana yang telah ditabung dan model sanksi yang akan diberikan kepada penerima manfaat jika melanggar aturan dan kesepakatan yang telah dibuat dari tim pendamping, peraturan daerah, dan juga kriminalitas. Antusias penerima manfaat yang hadir pada pertemuan begitu tinggi untuk mendengarkan arahan dengan seksama. Dengan arahan ini para penerima manfaat banyak yang bertanya untuk keadaan selanjutnya, apakah masih ada peluang untuk mendapatkan bantuan. Tim pendamping menyampaikan tetap ada peluang untuk bantuan penerima manfaat selanjutnya tetapi akan diterapkan sistem tunggu dan seleksi usia dan status sekolah.

Selasa, 12 Februari 2013

Stop Beri Uang Kepada Pengemis dan Pengamen Jalanan

Dalam tiga tahun terakhir, pengemis dan pengamen di sejumlah lampu merah (traffic light) di Kota Makassar tumbuh subur. Keberadaan pengemis dan pengamen jalanan ini kerap membuat pengguna jalan resah lantaran ada beberapa pengamen dan pengemis terkesan memaksa saat meminta kepada pengguna jalan. Namun, Pemkot Makassar seakan tutup mata atas realitas sosial ini. Padahal, DPRD Kota Makassar telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak Jalanan (anjal), Gelandangan, Pengemis dan Pengamen. Pemkot malah dituding tidak bertaji menegakkan perda ini.
Lantas bagaimana tanggapan Pemkot atas realitas dan beragam pendapat soal keberadaan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen. Untuk mengetahui langkah-langkah apa yang telah dilakukan Pemkot, wartawan BKM melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Sosial Dr Burhanuddin, Jumat (4/1). Berikut petikannya. 
 
BKM: Sejauh mana upaya Dinas Sosial menekan jumlah anak jalanan (anjal), gelandangan, pengemis dan pengamen di Makassar?
Burhanuddin: Kami telah melakukan beberapa upaya. Selain melakukan razia, kami juga telah mendirikan 10 titik posko penanganan anjal di Makassar. Bahkan, kami terus melakukan sosialisasi baik melalui media cetak maupun elektronik agar para pengguna kendaraan yang melintas tidak memberikan uang kepada mereka. Kami minta kepada pengguna jalan untuk berhenti memberikan uang kepada anjal, gelandangan, pengemis dan pengamen. Kalau ingin menyumbang, kami sarankan untuk menyumbang melalui lembaga resmi yang ditunjuk. Dengan begitu, kami yakin jumlah anjal dan pengamen di Makassar bisa berkurang.

BKM: Kenapa Dinsos harus mendirikan posko?
Burhanuddin: Posko ini bertujuan bukan untuk penertiban melainkan untuk membina anjal dan pengamen terkait dampak dari aktifitas mereka di jalan. Kami ingin mereka tidak mendapat musibah seperti kecelakaan serta mengganggu aktifitas lalulintas.

BKM: Dimana saja posko pembinaan akan dibangun?
Burhanuddin: Ada 100 lebih titik potensi aktifitas anjal dan pengamen di Makassar, namun untuk langkah awal kami baru mendirikan 10 posko. 10 posko ini masih kami survei dimana saja yang paling banyak menimbulkan dampak dari aktifitas mereka.

BKM: Siapa saja yang akan menempati posko pembinaan tersebut?
Burhanuddin: Posko itu akan ditempati tim terpadu yang berasal dari Dinsos sendiri, Satuan Polisi Pamong Praja (Pol-PP) serta sejumlah LSM anak. Mereka akan memberikan pembinaan berupa pemahaman terhadap dampak ketika para anjal beraktifitas di jalan dan mencari solusi atas persoalan mereka.

BKM: Apa hanya sebatas pembinaan saja?
Burhanuddin: Kami juga akan melakukan penindakan melalui tim penindakan yang terdiri dari Satpol- PP dan Tripika setiap kecamatan. Penindakan akan kami lakukan jika pendekatan persuasif yang kami lakukan tidak membuahkan hasil.

BKM: Berdasarkan data yang ada di Dinas Sosial, sebenarnya berapa jumlah anjal, gelandangan, pengemis dan pengamen di Makassar?
Burhanuddin: Soal jumlah anjal di Makassar bersifat fluktuatif, tapi dari data terakhir tahun 2012 kami mencatat ada 418 anak jalanan yang beraktifitas di beberapa ruas jalan utama. Tapi angka ini selalu berubah-ubah disebabkan adanya "pendatang baru" yang kebanyakan datang dari daerah lain di luar Makassar.

BKM: Lalu bagaimana soal anggaran penanganan anjal, apa sudah maksimal?
Burhanuddin: Kita tidak bisa menyebutkan jika anggaran yang dialokasikan setiap tahun untuk penanganan anjal masih kurang atau lebih. Tidak bisa kita mengatakan besar atau kurangnya anggaran yang dialokasikan untuk anjal. Namun, menurut saya yang terpenting adalah bagaimana anggaran yang ada bisa dioptimalkan dengan baik. Tahun 2013 ini anggaran penanganan anjal yang kami kelola sebanyak Rp 225 juta. Dana ini untuk membiayai kebutuhan operasional tim terpadu yang kami bentuk, sosialisasi sekaligus pengadaan sarana posko seperti tenda dan kursi.

BKM: Sekarang, kebanyakan para pengamen di lampu merah bukan hanya dari kalangan bawah, tetapi kebanyakan mahasiswa. Bagaimana Dinas Sosial mengatasi hal ini?
Burhanuddin: Kehadiran para pengamen dari kalangan pelajar dan mahasiswa sebenarnya bukan untuk mendapatkan uang, tetapi hanya ingin mengeskpresikan apa yang mereka miliki. Namun apapun itu, aktifitas mengamen atau meminta sumbangan di jalan bukanlah langkah yang baik. Pasalnya akibat aktifitas mereka, bisa berdampak pada keselamatan mereka serta kenyamanan bagi pengguna jalan yang lain. (syafril)

468x60 Ads